Anies Baswedan, Calon Presiden RI, memberikan klarifikasi mengenai alasan di balik pemecatannya dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada masa pemerintahan Joko Widodo. Ada berbagai spekulasi seputar alasan tersebut, termasuk dugaan bahwa Anies merasa tersinggung, marah, dan membenci Jokowi setelah dicopot. Namun, Anies menjelaskan bahwa ia sangat menghargai dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepadanya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Baginya, pengalaman yang ia dapatkan sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah itu jauh lebih berharga.
Anies mengungkapkan bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi pemecatan tersebut oleh Presiden Jokowi saat menjabat sebagai Mendikbud. Enam orang lainnya juga mengalami hal serupa. Namun, Anies melihat keputusan tersebut sebagai keputusan politik yang harus dihormati. Ia tidak pernah meragukan mengapa ia dicopot, karena ia yakin Jokowi memiliki alasan-alasan khusus, seperti menjaga keseimbangan dalam koalisi pemerintahan.
Anies menegaskan bahwa ia tidak merasa marah dan tetap bekerja sama dengan Jokowi. Ia merasa dihargai karena Jokowi selalu menyediakan waktu untuk menerima audiensi ketika ada urusan DKI Jakarta yang membutuhkan peran Pemerintah Pusat. Anies mengapresiasi kerja sama tersebut.
Selain itu, Anies membela diri terkait tuduhan-tuduhan yang tidak menyenangkan mengenai tunjangan profesi guru yang mengakibatkan kelebihan bayar sebesar Rp 23,3 triliun dan dugaan korupsi yang diarahkan kepadanya. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya ia yang menggagalkan upaya penggelapan dana di Kemendikbud terkait transfer dana kepada guru-guru yang sebenarnya tidak memenuhi syarat. Anies melaporkan temuan tersebut kepada Kementerian Keuangan dan menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam tindakan korupsi tersebut.
Anies menyatakan bahwa ia tidak peduli dengan alasan sebenarnya di balik pemecatannya sebagai Mendikbud. Baginya, Jokowi memiliki hak untuk mengganti siapa pun. Anies merasa bahwa situasi saat ini, di mana ia diberi kesempatan untuk memimpin Jakarta dan menghadapi tantangan pandemi COVID-19, merupakan takdir Tuhan yang memungkinkannya mendapatkan pengalaman berharga di ibu kota daripada hanya di Kemendikbud.
Penjelasan Anies Baswedan ini mencerminkan kedewasaan dan ketidakadaannya rasa sakit hati terhadap keputusan yang diambil terhadapnya. Ia tetap fokus pada tugas-tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta dan membuktikan kemampuannya dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh ibu kota.
Leave a Reply