Pelatih kawakan, Maurizio Sarri mendapat berkah tak terduga di awal musim panas tahun ini. Sarri dipercaya menjadi juru taktik Lazio setelah masuk dalam pusaran pergantian pelatih di Liga Italia. Hal itu terjadi setelah Simone Inzaghi yang menjabat sebagai nakhoda Lazio sebelumnya memutuskan hijrah ke Inter Milan.
Ekspektasi pun membumbung tinggi di kalangan Laziale. Sebab, trek rekor Sarri yang mentereng diharapkan bisa mendongkrak performa tim. Apalagi, Liga Italia bukanlah hal yang baru untuknya.
Ia terbukti bisa membawa Napoli kembali menjadi salah satu tim yang disegani di Negeri Pizza. Pelatih yang mengaku sebagai perokok berat inipun tak canggung untuk menginstal pola permainan khasnya ke tim yang ia tangani. Sebelum ke Lazio, ia pernah memperkenalkan Sarri ball ke Chelsea dan Juventus.
Meski hasilnya belum terlalu maksimal, tetapi ia tak patah arang. Filosofi tersebut terus ia usung meski kini berganti panji untuk menangani Biancocelesti. Kiprahnya di Lazio sejauh ini juga tak terlalu buruk.
Ia membawa Laziale berada di tangga keenam klasemen sementara Liga Italia. Pelatih asli Italia ini mengoleksi tiga kemenangan dari tujuh laga yang sudah dilalui. Sisanya, ia mengantongi dua hasil imbang dan dua kekalahan.
Sarri menyulap Lazio sebagai salah satu terproduktif di Italia. Mereka hanya kalah dari Inter Milan, AS Roma dan Napoli jika berbicara soal gelontoran gol. Namun, cerita berbeda muncul kala fokus berpindah ke lini belakang.
Tim Elang Ibu Kota ini tergolong sebagai tim yang paling rajin kemasukan gol. Hingga pekan ketujuh, gawang Pepe Reina sudah kebobolan sebanyak 12 kali. Catatan itu sama dengan apa yang diderita tim peringkat ke 16, Venezia.
Itu membuatnya selangkah di depan Inzaghi soal catatan gol. Sebab di tahun terakhirnya, Inzaghi membuat Lazio kebobolan 13 gol hingga pekan ketujuh. Dari sisi perolehan poin, Sarri tak berbeda dari apa yang dicatatkan Inzaghi.
Raupan 11 angka menjadi ukuran revolusi permainan sang pelatih belum begitu berhasil. Untungnya, ia memiliki jeda beberapa saat pada pekan ini untuk memikirkan strategi terbaik bagi Laziale.
Leave a Reply